LAPORAN PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI
|
|
Gelombang I
Kelompok V
|
LABORATORIUM
EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
DARUSSALAM – BANDA
ACEH
2013
|
LAPORAN PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI
Oleh
Gelombang I Kelompok 5
NAMA
|
NIM
|
CYNTYA
DESFARIZA
|
1202101010021
|
ELSA
SUARNI
|
1202101010103
|
FLOREN
TINA M.G
|
1202101010137
|
HARRYANTO
ARLEN
|
1202101010056
|
MIRNA
SYAFRANI
|
1202101010156
|
NURSAIDA
NASUTION
|
1202101010030
|
REVA DIANA YANTI
|
1202101010141
|
SYLVIA P.N KELIAT
|
1202101010036
|
Asisten “JOHARSYAH HUTABARAT,
S.KH”
LABORATORIUM EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur
atas kehadiran Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum embriologi ini.
Syalawat beriring salam, penulis ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW, selaku inspirasi dari seluruh umat islam di dunia.
Dalam penulisan laporan praktikum embriologi ini penulis
tidak terlepas dari berbagai hambatan, baik dalam struktur penulisan,
penyampaian isi, penyusunan kalimat dan pemakaian tanda baca, tapi berkat
bantuan berbagai pihak sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Drh. Dian Masyitha, M.Sc selaku koordinator dan dosen pembimbing mata
kuliah Embriologi.
2.
Joharsyah
Hutabarat, S.KH selaku asisten pembimbing Gelombang I Kelompok 5 pada
Laboratorium Embriologi.
3.
Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung selaku mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam pembuatan laporan ini
masih terdapat kekurangan, baik dari penulisan serta pembahasan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun, guna
penyempurnaan laporan ini.
Banda
Aceh, 29 Maret 2013
Penulis
Gelombang I Kelompok 5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................. 4
PENGENALAN ALAT KELAMIN
BETINA ............................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 6
B. Tujuan
.......................................................................................... 7
C.
Manfaat
........................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
........................................................................... 15
B.
Cara Kerja ............................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil .......................................................................................... 17
b.
Pembahasan ............................................................................... 21
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PENGENALAN ALAT KELAMIN BETINA
LABORATORIUM EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
DARUSSALAM – BANDA
ACEH
2013
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat
penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena
itu, perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan
jenis suatu hewan. Proses pembentukan individu baru inilah yang disebut
reproduksi (Urogenital).
Reproduksi dapat terjadi secara generative atau vegetative.
Reproduksi secara vegetative tidak melibatkan proses pembentukan gamet,
sedangkan reproduksi generative diawali dengan pembentukan gamet. Di dalam
gamet terkandung unit hereditas (faktor yang diturunkan) yang disebut gen. gen
berisi sejumlah besar kode informasi hereditas yang sebenarnya, yang terletak
pada DNA.
Alat kelamin betina terdiri
dari dua buah ovari, dua buah tuba uterin (fallopi), uterus, vagina, vulva
(Frandson, 1992). Sedangkan menurut Widayatiet all.(2008), secara anatomi alat
reproduksi hewan betina terdiri (gonad) ovarium, saluran reproduksi (oviduct,
uterus, cervix, dan vagina) alat reproduksi luar (vulva dan clitoris). Pada
mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena
tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan
adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya
melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan
darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi
dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan
sperma dari organisme jantan ke betina.
B. Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah, :
ü Untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina seara
makroskopis
ü Untuk mengetahui dan mengenal alat kelamin betina secara makroskopis
ü Untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina secara
mikroskopis
ü Untuk mengetahui dan mengenal alat kelamin betina secara mikroskopis
C. Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah :
ü Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan
susunan alat kelamin betina secara makroskopis
ü Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal
bagian-bagian alat kelamin betina secara makroskopis
ü Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan
susunan alat kelamin betina secara makroskopis
ü Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian
alat kelamin betina secara mikroskopis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada alat kelamin betina makroskopis
terdiri dari :
1.
Vulva
Vulva merupakan alat
kelamin luar yang terdiri dari labia mayora, labia minora, commisura dorsalis
dan ventral dan clitoris. Pertemuan antara vagina dan vestibulum ditandai oleh
muara uretra externa, orificium uretra externa, dan sering pula oleh
lereng hymen . Posterior dari
muara uretra pada lantai vestibulum terdapat suatu kantong buntu,
diverticulum sub uretralis, yang ditemukan pada sapi, domba dan babi (Feradis, 2010).
Pada
vulva ada kita temui :
·
Labiamayor
(bibir luar vagina yang tebal), berlapisan lemak, serabut elastis dan sedikit otot polos. Labia mayor homolog dengan skrotum pada hewan jantan.
(bibir luar vagina yang tebal), berlapisan lemak, serabut elastis dan sedikit otot polos. Labia mayor homolog dengan skrotum pada hewan jantan.
·
Labio minor
( bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kecil berupa kulit yang halus dan tipis yang tidak dilapisi lemak. Labia minor homolog dengan preputium pada hewan jantan.
( bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kecil berupa kulit yang halus dan tipis yang tidak dilapisi lemak. Labia minor homolog dengan preputium pada hewan jantan.
2.
Klitoris
Merupakan organ yang sangat sensitif, berupa tonjolan kecil
didepan bagian vulva. Klitoris homolog dengan gland penis pada hewan jantan
yang terletak pada sisi ventral sekitar 1cm dalam labia. Klitoris terdiri atas
dua krura / akar badan dan kepala,fungsi klitoris berperan dalam perkawinan.
. Clitoris mengandung
erectile tissue sehingga dapat berereksi. Juga banyak mengandung ujung
syaraf perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi.
Clitoris bereaksi pada hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak
cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus pada kebanyakan spesies (Widayati et all., 2008).
3. Monsveneris
Pertemuan
antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.
4. Orificium Urethrae
Merupakan
(muara saluran kencing), tepat dibawah klitoris.
5. Himen
Merupakan(selaput
dara), berlokasi dibawah saluran kencing yang mengelilingi lubang vagina.
6.
Cervix
Cervix merupakan suatu
struktur yang menyerupai sfinger yang memisahkan
rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok Cervix adalah untuk
menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya
bahan-bahan asing. Sfinger itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada
saat kelahiran saja (Blakely and Bade,
1998).
7.
Vagina
Vagina
adalah dalah organ reproduksi hewan betina yang terletak didalam pelvis
diantara uterus dan vulva.
Vagina berbentuk pipa,
berdinding tipis dan elastis. Lapisan luar berupa tunika serosa yang diikuti
oleh lapisan otot polos yang mengandung serabut otot longitudinal dan
sirkularis. Umunya lapisan mukosa terbentuk dari stratified squamousnepithelial
cells. Sel epitel iniberubah menjadi sel epitel yang tanpa nucleus karana
pengaruh estrogen (Widayati et
all.,2008).
Vagina
memiliki membran mukosa disebut epitel squamosa berstrata namun tidak
berkelenjar, tapi pada sapi berkelenjar.
Vagina
ada dua :
v
Vestibulum yang letaknya dekat
dengan vulva yang merupakan saluran reproduksi dan tempat saluran keluarnya
urin.
v
Portio vaginalis cevixis yang
letaknya dari batas keduanya hingga cervix.
Antara keduanya dibatasi oleh himen.
Fungsi vagina adalah :
·
Sebagai alat kopulasi dan alat –
alat tempat sperma dideposisikan.
·
Saluran keluarnya sekresi cervix,
uterus dan oviduct.
·
Sebagai jalan peranakan pada saat
beranak.
8. Ovarium (indung telur)
Ovarium merupakan organ
betina yang homolog dengan testis pada hewan jantan, berada di rongga tubuh
dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran atau perubahan tempat seperti pada
testis. Ova (telur), yang bisa dibuahi oleh spermatozoa pejantan akan
menjadi embrio. Meski jumlah ova diperkirakan sebanyak 75.000 pada 2 ova, hanya
sedikit saja yaitu sekitar 20 sampai 30 yang dilepaskan selama hidup seekor
sapi, dalam kondisi alamiah normal (Blakely
and Bade,1998).
·
Terletak didaerah rongga pelvis
·
Penggantungnya ligamentum ovarii
berhubungan dengan peritonium membentuk mesovarium.
·
Permukaannya dilapisi epitel
kuboid (epitel germinativum)
·
Terbagi atas dua bagian :
v
Cortex (bagian luar)
Dijumpai berbagai tingkat perkembangan sel
telur (ovum) mulai dari folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder,
folikel tertier ( de graaf), dan berbagai korpus luteum dan korpus albikan.
v
Medula (bagian dalam)
Pembuluh darah limfe dan saraf.
Folikel berfungsi : melindungi sel – sel
telur saat perkembangan dan menyediakan makanan.
·
Ovarium berjumlah sepasang,
besarnya tidak sama.
Pada sapi yang kanan lebih besar dari pada
yang kiri, dan pada unggas yang kiri lebih besar karena yang kanan itu
mengalami rudimenter, yaitu mengecil sejak masa embrional.
·
Berfungsi ganda :
v
Sebagai urgan eksokrin
menghasilkan ovum dan sel telur
menghasilkan ovum dan sel telur
v
Sebagai organ endokrin
Menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron
9. Tuba falopii / oviduct / tuba
uterina
Yaitu
saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus.
Oviduct terdapat
sepasang di kanan dan kiri, digantung oleh ligamentum mesosalpink, merupakan
saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk
uterus. Merupakan saluran yang menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke
uterus (Widayati et all., 2008).
·
Oviduct berjumlah sepasang
·
Infundibulum, berbentuk corong
yang berjumbai yaang disebut dengan fimbrae.
Fimbrae berfungsi : menangkap ovum.
·
Tempat terjadinya fertilisasi
Fungsi
dari oviduct adalah :
v
Sebagai tempat penampungan dan
penyaluran ovum masuk kedalam uterus.
v
Sebagai tempat pembuahan.
v
Sebagai tempat kapasitas
spermatozoa.
Dan pembelahan awal spermatozoa, lumen
oviduct berisi cairan dari dinding mukosa, yang berperan pada proses pembuahan
dan perkembangan zigot.
·
Infundibulum
v
Ujung anterior dari oviduct
disebut infundibulum berbentuk corong yang memiliki fimbrae yang bersifat
erektil aktif membantu masuknya ovum yang diovulasikan masuk kedalam oviduct.
v
Pintu masuknya disebut dengan
osteum tubae abdominale
·
Ampula
v
Letaknya setengah dari panjang
oviduct
v
Ujung ampula berhubungan dengan
itmus
v
Tempat terjadinya fertilisasi
·
Ithmus
Berhubungan dengan uterus mulalui osteum
tubae uterina.
10. Uterus ( rahim )
Merupakan
pertemuan antara tuba falopii kiri dan kanan.
Uterus adalah suatu saluran
muskuler yang diperlukan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan
perlindungan fetus dan stadium permulaan ekspulasi pada waktu kelahiran. Uterus
terdiri dari cornua, corpus dan cervix (Feradis, 2010).
Uterus terdiri dari
struktur yang menyerupai dua tanduk yang melengkung menyerupai tanduk domba,
dengan satu badan yang sama. Uterus pada sapi membentuk suatu puntiran spiral
yang lengkap sebelum kemudian bersambung dengan tuba fallopi. Tanduk-tanduk
uterus biasanya berkembang dengan baik, salah satunya akan merupakan tempat
perkembangan fetus (Blakely and Bade,
1998).
Uterus
terdiri dari tiga bagian :
·
Kornua (tanduk)
·
Korpus (badan)
·
Cervix (leher)
Berdasarkan bentuk nya uterus dibagi :
v
Uterus simpleks
1 uterus, 1 cervix tidak ada kornua.
Contoh : primata
v
Uterus duplek
2 uterus terpisah, dan masing – masing
memiliki cervix, tidak ada kornua.
Contoh : rodentia
v
Uterus bipartitus
2 kornua yang panjang.
Contoh : karnivora dan babi.
v
Uterus bikornus
2 kornua bersatu dengan cervix.
Contoh : ruminansia, kuda, dan tapir.
Dindingnya terdiri dari
3 lapisan :
v
Endometrium
Lapis epitel silindris berlapis, jaringan
ikat longgar serta kelenjar.
Ruminantia : endometriumnya memiliki
tonjolan – tonjolan (karunkula) yang mana jumlahnya : 70 – 120 buah.
v
Miometrium
Lapisan otot polos yang tersusun secara
serkuler dan longitudinal. Diantara serabut – serabut otot banyak terdapat
pembuluh darah.
v
Perimetrium
Lapisan jaringan ikat serosa.
Funsi
uterus :
v
Sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio pada masa prenatal.
v
Cervix uteri terletak diantara
uterus dan vagina, berfungsi sebagai penutup dan pengunci pintu pada waktu
kebuntingan, tetapi dapat terbuka pada waktu kelahiran dan ekstrus. Fungsinya
sebagai pengunci karena mengandung otot sprinter yang terletak antara korpus
uteri dengan vagina serta adanya lendir penutup (mucous plug) yang mengental
yang dihasilkan oleh kelenjar uterus.
Korpus
uteri berfungsi sebagai :
v
Tranport spermatozoa ke oviduct
v
Memberi makanan blastosis
v
Membentuk plasenta
v
Kelahiran anak
BAB III
METODE
PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
I. Secara Makroskopis
Alat
1.
Bak aluminium
2.
Pinset dan scalpel
Bahan
1.
Air
2.
Preparat kelamin betina sapi dan
kambing
II.
Secara Mikroskopis
Alat
1.
Mikroskop
Bahan
1.
Awetan alat kelamin betina, awetan
ovarium, oviduct dan uterus
B.
Cara Kerja
I.
Secara Makroskopis
1. Preparat alat kelamin jantan yang
akan diperiksa di keluarkan dari dalam toples yang telah diberi formalin.
Kemudian dibersihkan dengan air agar baunya tidak menyengat.
2.
Setelah itu preparat alat kelamin jantan
diletakkan di bak aluminium.
3. Lalu amatilah bagian-bagian dari
alat kelamin tersebut dan gambarkan. Baik secara makroskopis dan mikroskopis.
II.
Secara Mikroskopis
1.
Persiapkan alat dan bahan
2.
Lalu amati dengan menggunakan
mikroskop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
I. Praktikum Makroskopis
II.
Praktikum Mikroskopis
B. Pembahasan
I. Secara Makroskopis
Pembahasan
pada praktikum kali ini adalah pembahasan tentang Alat Kelamin Betina
Makroskopis.
Alat kelamin betina terdiri dari dua buah
ovari, dua buah tuba uterin (fallopi), uterus, vagina, vulva (Frandson,
1992). Sedangkan menurut Widayatiet all.(2008), secara anatomi alat reproduksi
hewan betina terdiri (gonad) ovarium, saluran reproduksi (oviduct, uterus,
cervix, dan vagina) alat reproduksi luar (vulva dan clitoris).
1.
Ovarium
Berbeda
dengan testis, ovarium tertinggal didalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dwifungsi,
yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai
organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina, estrogen dan
progesteron.
Jenis
hewan sangat mempengaruhi ukuran ovarim. Berikut panjang ovarium dari beberapa
jenis hewan.
Hewan
|
Panjang Ovarium
|
Sapi
|
0,8-5 cm
|
Kuda
|
5,0-10 cm
|
Kambing/domba
|
10-12 mm
|
Anjing
|
1,5-3 cm
|
(Embriologi.
Erdiansyah Rahmi. 2007).
2.
Oviduct ( Tuba Fallopii )
Oviduct
merupakan saluran kelamin paling anterior, kecil, berliku-liku dan terasa keras
seperti kawat terutama pada pangkalnya. Panjang dan derajat liku-likunya
berbeda-beda menurut species.
Merupakan saluran yang menghantarkan sel telur
(ovum) dari ovarium ke uterus. Lumen oviduct dibatasi oleh membrana mukosa
yang sangat berlipat-lipat. Sel epithelium yang membatasi lumen berbentuk kolumner kompleks dan bersilia. Silia
tersebut bergerak menjauhi ovarium, menciptakan suatu gelombang alliran di
dalam oviduct kearah uterus.Pada semua mamalia kecuali pada primata selalu
didapati silia danbersifat fungsional sepanjang kehidupan reproduksinya.
Oviduct terbagi menjadi 3
bagian yaitu :
1.
Infundibulum
Infundibulum
adalah struktur seperti corong yang berdekatan atau yang berbatasan dengan
ovarium. Fungsi infundibulum adalah mengangkut oosit setelah fertilisasi.
2.
Ampulla
Ampula
merupakan daerah pada oviduct yang relatif lebih luas. Daerah ini merupakan
tempat terjadinya fertilisasi.
3.
Isthmus
Isthmus
adalah bagian tersempit dari oviduct yang terletak di antara ampulla dan cornua
uterus. Isthmus berhubungan dengan uterus pada utero-tubal junction, yang
bereaksi sebagai sphincter fisiologis.
3.
Uterus
Uterus
biasanya memiliki dua buah tanduk dan sebuah tubuh. Seluruh organ tersebut
melekat pada dinding pinggul dan dinding perut dengan perantaraan
ligamentum uterus yang melebar (ligamentum lata uteri). Melalui
ligament inilah uterus menerima suplai darah dan syaraf. Lapisan luar
ligamentum lata uteri membentuk ligament uterus yang melingkar (ligamentum
teres uteri).
Lapisan
uterus antara lain perimetrium, myometrium, sel stroma, longitudinal, sirkuler,
sel epitel, sel kelenjar, endometrium, dan lumen. Dinding uterus tersusun atas
lapisan-lapisan yaitu membrana serosa yang membungkus seluruh organ, miometrium
yang terdiri atas tiga lapisan otot dalam yang tersusun melingkar, lapisan otot
luar yang tersusun membujur, dan lapisan vaskuler yang memisahkan kedua lapisan
otot tersebut, dan endometrium yang terdiri atas lapisan epithelium yang
membatasi lumen, lapisan glanduler, dan jaringan pengikat.
4.
Cervix
Cervix atau leher uterus mengarah
cauda menuju ke vagina. Dalam kenyataannya, cervix merupakan
sfingter otot polos yang kuat dan tertutup rapat, kecuali pada saat birahi
atau saat kelahiran. Pada saat birahi cervix rileks sehingga memungkinkan
spermatozoa memasuki uterus. Pada saat tersebut, bukannya tidak mungkin
cervix mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir ke vulva. Suatu
peningkatan jumlah mukus juga diproduksi oleh sel-sel goblet pada cervix selama kebuntingan guna
mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari vagina kedalam uterus. Pada
ruminansia dan juga sampai tingkat tertentu pada babi, permukaan dalam
cervix tersusun dalam suatu seri cincin melingkar yang kadang-kadang
disebut lipatan-lipatan anular.
5.
Vagina
Vagina
adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak
didalam rongga perlvis dorsal dari vesica urinaria dan berfungsi sebagai
alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu bagifetus sewaktu partus. Legokan
yang dibentuk oleh penonjolan cervix kedalam vagina disebut fornix. Ia
dapat membentuk suatu lingkaran penuh sekeliling cervix seperti pada kuda atau
tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix dorsal dapat
ditemukan pada sapi dan domba.
6.
Vulva
Vulva
(pudendum femininum) adalah bagian eksternal dari genetalia betina
yang terentang dari vagina sampai ke bagian yang paling luar. Pertautan antara
vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering
juga oleh suatu pematang, pada posisi kranial terhadap orifis uretral eksternal
yaitu himen vestigal. Sering kali hymen tersebut demikian rapat hingga
mempengaruhi kopulasi.
7.
Clitoris
Clitoris homolog
dengan gland penis pada hewan jantan, berlekasi pada sisi ventral. Clitoris
mengandung erectile tissue sehingga dapat berereksi. Juga banyak mengandung
ujung syaraf perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi.
Clitoris bereaksi pada hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak
cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus pada kebanyakan spesies.
II.
Secara Mikroskopis
Pembahasan
pada praktikum kali ini adalah pembahasan tentang Alat Kelamin Betina
Mikroskopis.
1. Ovarium
Secara mikroskopis, ovarium terdiri dari :
a. Stroma
b. Cortex sel-sel folikel
Ada tiga macam sel folikel :
ü Folikel muda
“Yang berada dipinggir
cortex”
ü Folikel tumbuh
“Berada di kedalaman
cortex, menempuh tiga tahap, yaitu : primer (I), sekunder (II) dan tertier
(III).”
ü Folikel Matang
“Folikel tertier yang
telah mengalami pematanga, disebut juga folikel de Graff”
2.
Oviduct
Memiliki bagian ujung
yang disebut Infindibulum, yang menampung ovum dan tempat berlangsungnya
pembuahan.
Bagian pinggir yang
mengarah ke ovarium berumbai-rumbai, disebut dengan fimbrae.
Dindingnya terdiri dari
tiga lapisan, :
ü Tunika Mukosa
“Berlipat-lipat dan
bercabang-cabang membentuk lumen
ü Tunika Muskularis
“Melingkar atau spiral
ü Tunika Serosa
3. Uterus
Uterus
memiliki dinding yang lapisannya tiga :
ü Lapisan Endometrium
“Lapisan mukosa
ü Lapisan Miometrium
“Lapisan otot polos
ü Lapisan Perimetrium
“Lapisan peritoneum
BAB V
PENUTUP
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan :
Alat kelamin betina terdiri dari :
1.
Ovarium
Ovarium mempunyai
dwifungsi, yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum
dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina, estrogen
dan progesteron.
2.
Oviduct
Merupakan
saluran yang menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus
a.
Infundibulum
Fungsi infundibulum adalah
mengangkut oosit setelah fertilisasi.
b. Ampulla
Daerah ini merupakan
tempat terjadinya fertilisasi.
c. Istmus
Isthmus berhubungan
dengan uterus pada utero-tubal junction, yang bereaksi sebagai sphincter
fisiologis.
3.
Uterus
4.
Cervix
Dalam kenyataannya, cervix merupakan sfingter otot polos yang kuat dan
tertutup rapat, kecuali pada saat birahi atau saat kelahiran
5.
Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang
terletak didalam rongga perlvis dorsal dari vesica urinaria dan berfungsi
sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu bagifetus sewaktu partus
6.
Vulva
7.
Clitoris
Clitoris homolog dengan gland penis pada hewan jantan
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, James and David H. Bade.
1991. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Dellman, H. Dieter, Esther M. Brown.
1992. Histology Veteriner. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi
Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Rahmi, Erdiansyah. (2007). Embriologi. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala : Darussalam Banda Aceh.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S.
Bintara. 2008. Handout Ilmu Reproduksi
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking